Bagi Ilani, segalanya sudah lengkap dan sempurna. Dia selamat melahirkan seorang bayi lelaki sehari selepas menyambut ulang tahun perkahwinan kedua bersama Akram. Tetapi, Ilani tidak sangka itu menjadi alasan untuk Akram berlaku curang di belakangnya.
“Apa kurangnya Ila sampai abang curang di belakang Ila?” - Ilani
“Abang sunyi tahu tak. Lepas bersalin Ila selalu tolak bila abang ajak bersama. Itu tak boleh, ini tak boleh.” - Akram
Ilani terngadah. Tidak sangka alasan bodoh itu digunakan oleh Akram sedangkan lelaki itu tahu dia sedang dalam pantang! Runtuh hati Ilani sebaik mengetahui Akram curang bersama adik angkatnya sendiri. Kecewa, Ilani membawa anaknya keluar dari rumah. Dan harga yang perlu dibayar adalah dengan sebuah penceraian.
“Saya tak sangka pengakhiran kisah kita begini.” - Ilani
“Aku yang salah sebab tersilap pilih isteri. Kau bukan perempuan yang selayaknya untuk terus jadi isteri aku.” - Akram
Ilani reda. Dia mengumpul kembali kekuatan demi anak yang baru dilahirkan itu. Namun, segalanya tidak mudah. Ujian dan cabaran bersilih ganti menghadirkan diri. Ilani rebah keseorangan.
“Puan… are you okay?” - Dr. Qhaleed
Satu pertanyaan yang cukup memberi kesan buat Ilani. Dalam dia sendirian, soalan itu hadir tepat seakan-akan mengangkat berat beban yang ditanggung saat ini. Masihkah ada ruang untuk Ilani dan anaknya mengecapi bahagia?
Bagi Ilani, segalanya sudah lengkap dan sempurna. Dia selamat melahirkan seorang bayi lelaki sehari selepas menyambut ulang tahun perkahwinan kedua bersama Akram. Tetapi, Ilani tidak sangka itu menjadi alasan untuk Akram berlaku curang di belakangnya.
“Apa kurangnya Ila sampai abang curang di belakang Ila?” - Ilani
“Abang sunyi tahu tak. Lepas bersalin Ila selalu tolak bila abang ajak bersama. Itu tak boleh, ini tak boleh.” - Akram
Ilani terngadah. Tidak sangka alasan bodoh itu digunakan oleh Akram sedangkan lelaki itu tahu dia sedang dalam pantang! Runtuh hati Ilani sebaik mengetahui Akram curang bersama adik angkatnya sendiri. Kecewa, Ilani membawa anaknya keluar dari rumah. Dan harga yang perlu dibayar adalah dengan sebuah penceraian.
“Saya tak sangka pengakhiran kisah kita begini.” - Ilani
“Aku yang salah sebab tersilap pilih isteri. Kau bukan perempuan yang selayaknya untuk terus jadi isteri aku.” - Akram
Ilani reda. Dia mengumpul kembali kekuatan demi anak yang baru dilahirkan itu. Namun, segalanya tidak mudah. Ujian dan cabaran bersilih ganti menghadirkan diri. Ilani rebah keseorangan.
“Puan… are you okay?” - Dr. Qhaleed
Satu pertanyaan yang cukup memberi kesan buat Ilani. Dalam dia sendirian, soalan itu hadir tepat seakan-akan mengangkat berat beban yang ditanggung saat ini. Masihkah ada ruang untuk Ilani dan anaknya mengecapi bahagia?