Read Anywhere and on Any Device!

Subscribe to Read | $0.00

Join today and start reading your favorite books for Free!

Read Anywhere and on Any Device!

  • Download on iOS
  • Download on Android
  • Download on iOS

Mama Menganyam Noken

Gaudiffridus Sone Usnaat
4.00/5 (7 ratings)
Puisi-puisi karya Gody Usnaat merupakan wujud dari ekspresi yang dalam tentang potret keseharian. Sentilan lembut dan keagungan yang disampaikan oleh penyair dengan bahasa yang unik mampu membuka pikiran kita. Kumpulan puisi ini merupakan sebuah buku yang patut kita miliki dan nikmati oleh usia pembaca manapun.
—Mariah Rosse Lewuk, pendiri Komunitas Rimba Manokwari.

Membaca puisi–puisi Gody Usnaat kita seperti diajak berkendara menyusuri keindahan dan rimbun hutan Papua. Melalui puisipuisinya, kita diajak bersua dengan oran-orang pedalaman di Semografi yang sangat mencintai dan merawat apa yang mereka miliki–Papua.
—Mahwi Air Tawar, Pengarang.

Sajak–sajak Gody dalam buku Mama Menganyam Noken hadir seperti aliran sungai yang keluar dari bait suci, apa pun yang ia sentuh pasti hidup. Dalam puisi-puisi Gody, segala hal yang Gody temui tiba-tiba menjadi hidup dan menjadi bagian penting dari satu kisah. Gody memampukan mereka berdialog. Hal ini hanya mungkin terjadi jika penulis puisi mampu menaklukan egonya dan mendengarkan dengan hati yang jernih dan tulus.
—FX Wigbertus. L. Halan S.Fil, M.Sosio

Membaca puisi-puisi Gody Usnaat adalah membaca jelajah seorang pejalan. Nun di setiap perjalanan, hidup direfleksikan sebagai perlawanan. Lebih dari itu adalah perjuangan. Buku puisi ini adalah karya brilian yang sungguh orisinil memotret realitas macam kerinduan akan satu revolusi datangnya generasi pendobrak.
—Hengky Ola Sura, Redaktur Seni Budaya Vox NTT

Suara dari Semografi, sebuah suara dari perbatasan di Papua – PNG bisa terdengar dan terekam, salah satunya melalui puisi – puisi yang ditulis oleh Gaudifridus Sone Usnaat, di sela-sela waktu pengabdian dirinya sebagai guru SD YPPK Akar Indah Semografi. Hal ini menjadi penting karena dengan begitu sebuah daerah yang jarang hadir dalam imaji banyak orang, perlahan muncul dan mewujud, lalu kita mulai memikirkan banyak hal dari daerah tersebut, dan dalam banyak puisi yang ditulis ini, kita bisa membaca banyak kegelisahan penulis. Saya berharap dengan puisi – puisi yang menyentuh ini, bisa menggerakkan banyak orang dan pihak untuk melihat kembali dan berbuat sesuatu untuk banyak hal yang disuarakan dalam puisi ini.
--Dayu Rifanto Pendiri Inisiatif Literasi @Bukuntukpapua


Ditulis oleh seorang Guru SD Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katolik (YPPK) Akarinda Semograf, Kabupaten Keerom, Papua, Gaudiffridus Sone Usna’at.
-Pada tahun 2015 mendirikan rumah baca Jendela Semografi yang didukung Bukuntukpapua dan Tim Nusantara Sehat Keerom.
-Tahun 2017, Pak Gody terpilih sebagai finalis Bengkel Sastra Mastera (Majelis Sastra Asia Tenggara) 2017.
-2018 menjadi penampil bersama Karlos Pull, membacakan puisi-puisinya di Gramedia Reading Community Competiton Award - mewakili Bukuntukpapua, -2019 menjadi pembicara di Festival Sastra Yogyakarta, dari Papua ikut serta Alfrida Yamanop.
-2019 dirinya terpilih mengikuti Borobudur Writers & Cultural Festival.

Mama Menganyam Noken merupakan karya perdananya sebagai penulis solo, buku ini diterbitkan oleh penerbit dari Sorong, Papua Barat yaitu Papua Cendekia (September 2019), terdiri dari 68 puisi yang dibagi ke dalam empat bagian (21 bagian I, 15 bagian II, 9 bagian III, dan 23 puisi pada bagian IV).
Format:
Paperback
Pages:
107 pages
Publication:
2019
Publisher:
Papua Cendekia
Edition:
First Edition
Language:
ind
ISBN10:
ISBN13:
kindle Asin:
B0DM1YVYDX

Mama Menganyam Noken

Gaudiffridus Sone Usnaat
4.00/5 (7 ratings)
Puisi-puisi karya Gody Usnaat merupakan wujud dari ekspresi yang dalam tentang potret keseharian. Sentilan lembut dan keagungan yang disampaikan oleh penyair dengan bahasa yang unik mampu membuka pikiran kita. Kumpulan puisi ini merupakan sebuah buku yang patut kita miliki dan nikmati oleh usia pembaca manapun.
—Mariah Rosse Lewuk, pendiri Komunitas Rimba Manokwari.

Membaca puisi–puisi Gody Usnaat kita seperti diajak berkendara menyusuri keindahan dan rimbun hutan Papua. Melalui puisipuisinya, kita diajak bersua dengan oran-orang pedalaman di Semografi yang sangat mencintai dan merawat apa yang mereka miliki–Papua.
—Mahwi Air Tawar, Pengarang.

Sajak–sajak Gody dalam buku Mama Menganyam Noken hadir seperti aliran sungai yang keluar dari bait suci, apa pun yang ia sentuh pasti hidup. Dalam puisi-puisi Gody, segala hal yang Gody temui tiba-tiba menjadi hidup dan menjadi bagian penting dari satu kisah. Gody memampukan mereka berdialog. Hal ini hanya mungkin terjadi jika penulis puisi mampu menaklukan egonya dan mendengarkan dengan hati yang jernih dan tulus.
—FX Wigbertus. L. Halan S.Fil, M.Sosio

Membaca puisi-puisi Gody Usnaat adalah membaca jelajah seorang pejalan. Nun di setiap perjalanan, hidup direfleksikan sebagai perlawanan. Lebih dari itu adalah perjuangan. Buku puisi ini adalah karya brilian yang sungguh orisinil memotret realitas macam kerinduan akan satu revolusi datangnya generasi pendobrak.
—Hengky Ola Sura, Redaktur Seni Budaya Vox NTT

Suara dari Semografi, sebuah suara dari perbatasan di Papua – PNG bisa terdengar dan terekam, salah satunya melalui puisi – puisi yang ditulis oleh Gaudifridus Sone Usnaat, di sela-sela waktu pengabdian dirinya sebagai guru SD YPPK Akar Indah Semografi. Hal ini menjadi penting karena dengan begitu sebuah daerah yang jarang hadir dalam imaji banyak orang, perlahan muncul dan mewujud, lalu kita mulai memikirkan banyak hal dari daerah tersebut, dan dalam banyak puisi yang ditulis ini, kita bisa membaca banyak kegelisahan penulis. Saya berharap dengan puisi – puisi yang menyentuh ini, bisa menggerakkan banyak orang dan pihak untuk melihat kembali dan berbuat sesuatu untuk banyak hal yang disuarakan dalam puisi ini.
--Dayu Rifanto Pendiri Inisiatif Literasi @Bukuntukpapua


Ditulis oleh seorang Guru SD Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katolik (YPPK) Akarinda Semograf, Kabupaten Keerom, Papua, Gaudiffridus Sone Usna’at.
-Pada tahun 2015 mendirikan rumah baca Jendela Semografi yang didukung Bukuntukpapua dan Tim Nusantara Sehat Keerom.
-Tahun 2017, Pak Gody terpilih sebagai finalis Bengkel Sastra Mastera (Majelis Sastra Asia Tenggara) 2017.
-2018 menjadi penampil bersama Karlos Pull, membacakan puisi-puisinya di Gramedia Reading Community Competiton Award - mewakili Bukuntukpapua, -2019 menjadi pembicara di Festival Sastra Yogyakarta, dari Papua ikut serta Alfrida Yamanop.
-2019 dirinya terpilih mengikuti Borobudur Writers & Cultural Festival.

Mama Menganyam Noken merupakan karya perdananya sebagai penulis solo, buku ini diterbitkan oleh penerbit dari Sorong, Papua Barat yaitu Papua Cendekia (September 2019), terdiri dari 68 puisi yang dibagi ke dalam empat bagian (21 bagian I, 15 bagian II, 9 bagian III, dan 23 puisi pada bagian IV).
Format:
Paperback
Pages:
107 pages
Publication:
2019
Publisher:
Papua Cendekia
Edition:
First Edition
Language:
ind
ISBN10:
ISBN13:
kindle Asin:
B0DM1YVYDX