Read Anywhere and on Any Device!

Subscribe to Read | $0.00

Join today and start reading your favorite books for Free!

Create Free Account

Quick and Easy Sign Up!

It takes less then 1 minute to sign up, then you can enjoy Unlimited eBooks.

Sign Up Browse

Read Anywhere and on Any Device!

  • Download on iOS
  • Download on Android
  • Download on iOS

Bukittinggi - Rotterdam Lewat Betawi (Untuk Negeriku, #1)

Mohammad Hatta
4.37/5 (309 ratings)
Read Now Download Now
Saat aku duduk di kelas III, Pak Gaekku akan pergi ke Mekkah dan aku akan dibawanya menurut rencana yang sudah ditetapkan. Tetapi, beberapa minggu sebelum berangkat, ada desakan dari ibuku dan pamanku, supaya jangan aku yang ikut serta, melainkan pamanku yang bungsu, Idris. Aku dianggap terlalu muda untuk pergi ke Mekkah, sedangkan pengajian Al Quran belum tamat. Menurut pamanku, lebih baik aku tamat sekolah dulu. Sesudah khatam Quran dan mulai mengaji Nahu dengan mengerti sedikit-sedikit bahasa Arab, barulah pergi ke Mekkah dan kemudian ke Kairo. Alasan itu diterima oleh Pak Gaekku dan ia berangkat ke Mekkah dengan Idris, pamanku. Ayah Gaekku di Batuhampar tidak setuju dengan perubahan rencana itu, tetapi sebagai seorang ahli tarekat, akhirnya ia mengalah juga. "Ini barangkali sudah takdir Allah," katanya. Tetapi ia selalu berharap supaya didikanku betapa juga berbelok-belok jalannya, akan berakhir di Al Azhar. "Ikhtiar dijalani, takdir menyudahi," katanya lagi. Ia dapat menghargai "pengetahuan dunia," tetapi pengetahuan agama lebih besar nilainya. Masyarakat hanya dapat menjadi baik dengan bimbingan agama.
Format:
Paperback
Pages:
324 pages
Publication:
2011
Publisher:
Penerbit Buku Kompas
Edition:
Language:
ind
ISBN10:
9797095401
ISBN13:
9789797095406
kindle Asin:
9797095401

Bukittinggi - Rotterdam Lewat Betawi (Untuk Negeriku, #1)

Mohammad Hatta
4.37/5 (309 ratings)
Read Download
Saat aku duduk di kelas III, Pak Gaekku akan pergi ke Mekkah dan aku akan dibawanya menurut rencana yang sudah ditetapkan. Tetapi, beberapa minggu sebelum berangkat, ada desakan dari ibuku dan pamanku, supaya jangan aku yang ikut serta, melainkan pamanku yang bungsu, Idris. Aku dianggap terlalu muda untuk pergi ke Mekkah, sedangkan pengajian Al Quran belum tamat. Menurut pamanku, lebih baik aku tamat sekolah dulu. Sesudah khatam Quran dan mulai mengaji Nahu dengan mengerti sedikit-sedikit bahasa Arab, barulah pergi ke Mekkah dan kemudian ke Kairo. Alasan itu diterima oleh Pak Gaekku dan ia berangkat ke Mekkah dengan Idris, pamanku. Ayah Gaekku di Batuhampar tidak setuju dengan perubahan rencana itu, tetapi sebagai seorang ahli tarekat, akhirnya ia mengalah juga. "Ini barangkali sudah takdir Allah," katanya. Tetapi ia selalu berharap supaya didikanku betapa juga berbelok-belok jalannya, akan berakhir di Al Azhar. "Ikhtiar dijalani, takdir menyudahi," katanya lagi. Ia dapat menghargai "pengetahuan dunia," tetapi pengetahuan agama lebih besar nilainya. Masyarakat hanya dapat menjadi baik dengan bimbingan agama.
Format:
Paperback
Pages:
324 pages
Publication:
2011
Publisher:
Penerbit Buku Kompas
Edition:
Language:
ind
ISBN10:
9797095401
ISBN13:
9789797095406
kindle Asin:
9797095401

More Books

Orang-Orang di Persimpangan Kiri Jalan: Kisah Pemberontakan Madiun September 1948

Soe Hok Gie

Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia

Sukarno

Pulang

Leila S. Chudori

Sjahrir: Peran Besar Bung Kecil

Tim Buku TEMPO

Tan Malaka: Bapak Republik yang Dilupakan

Tim Buku TEMPO

Aroma Karsa

Dee Lestari

Entrok

Okky Madasari

Every Word You Cannot Say

Iain S. Thomas

Madilog

Tan Malaka

Letters to a Young Poet

Rainer Maria Rilke

The Hound of the Baskervilles (Sherlock Holmes, #5)

Arthur Conan Doyle

Range: Why Generalists Triumph in a Specialized World

David Epstein